Ducati baru-baru ini mengonfirmasi penandatanganan Marc Marquez, yang menimbulkan perpecahan dalam dunia balap MotoGP karena rivalitas masa lalunya dengan legenda Italia, Valentino Rossi.
CEO Ducati, Claudio Domenicali, mengakui bahwa keputusan ini menimbulkan pro dan kontra, terutama di Italia, di mana Rossi memiliki basis penggemar yang besar. Ia menyinggung perseteruan Marquez dengan Rossi, termasuk tuduhan bahwa Marquez membantu Jorge Lorenzo memenangkan kejuaraan pada tahun 2015.
Namun, Ducati tidak bisa mengabaikan performa impresif Marquez musim ini bersama Gresini meski menggunakan motor tahun lalu. Marquez juga bersikeras tidak akan bergabung dengan tim satelit Ducati lain, meskipun dengan motor pabrikan. Hal ini akhirnya meyakinkan Ducati untuk memilihnya sebagai bagian dari susunan 2025 mereka.
Keputusan tersebut mengecewakan Jorge Martin, yang akhirnya pindah ke Aprilia. Domenicali menegaskan bahwa keputusan itu sulit karena mereka juga sangat menghargai Martin. Namun, ia menekankan bahwa mereka harus memilih antara Marquez atau Martin.
Meskipun mendatangkan Marquez, Ducati membantah mengabaikan filosofi mereka untuk mengembangkan pembalap muda. Domenicali menyebutkan bahwa mereka masih fokus pada bakat muda seperti Pecco Bagnaia, tetapi popularitas mereka telah membuat pembalap baru kesulitan mendapatkan tempat.
Selain itu, kesepakatan Marquez juga menimbulkan pertanyaan tentang strategi jangka panjang Ducati. Domenicali mengungkapkan bahwa mereka sedang mempersiapkan motor baru untuk tahun 2027, yang mengharuskan mereka menyeimbangkan fokus antara kesuksesan saat ini dan masa depan.
Dengan Marquez sebagai pembalap tertua kedua di MotoGP musim depan, keputusan Ducati menimbulkan perdebatan tentang pergeseran prioritas mereka. Namun, Domenicali menegaskan bahwa strategi pengembangan pembalap muda tetap menjadi prioritas mereka, seperti ditunjukkan dengan perekrutan Fermin Aldeguer, satu-satunya rookie yang akan bergabung dengan MotoGP tahun depan.
