Pembalap F1 David Coulthard menyoroti strategi pit stop McLaren yang tidak optimal pada Grand Prix Inggris, yang menyebabkan rekan setimnya Lando Norris kehilangan kemenangan. Piastri, rekan satu tim Norris, mengungkapkan kekecewaannya atas keputusan tim yang dianggapnya terlalu lambat dan berujung pada kehilangan poin berharga.
Dalam kondisi cuaca yang tidak menentu, McLaren membuat keputusan untuk mengganti ban Norris pada saat yang kurang tepat, sehingga Hamilton berhasil memangkas waktu dan mengambil alih posisi terdepan. Piastri, yang awalnya berada di posisi keempat, juga terkena dampak dari strategi tersebut dan finis di posisi keempat di belakang Norris.
Piastri menyoroti bahwa tim seharusnya melakukan double-stack, di mana kedua mobil masuk pit secara bersamaan, yang menurutnya bisa mengamankan posisi 1-2 untuk McLaren. "Kami terlalu terlambat. Double-stacking seharusnya menjadi pilihan yang lebih baik," ujar Piastri.
Coulthard, mantan pembalap F1 yang pernah mengalami situasi serupa di McLaren, menekankan pentingnya mengambil kepemilikan dari kokpit dalam kondisi yang berubah. "Dalam kondisi seperti itu, Anda harus mempercayai insting Anda. Anda tidak dapat selalu bergantung pada tim," kata Coulthard.
Piastri mengakui bahwa dia diberitahu tentang keunggulan kecepatan Max Verstappen, tetapi dia meyakini bahwa dia bisa mempertahankan keunggulannya jika dia melakukan pit stop terlebih dahulu. Namun, tim memiliki pertimbangan lain, termasuk menentukan mobil mana yang harus masuk pit terlebih dahulu.
"Tim juga mempertimbangkan hal itu. Mereka harus memutuskan mobil mana yang masuk terlebih dahulu," kata Piastri. "Trek menjadi jauh lebih buruk dalam waktu 30 detik. Dari kokpit, itu sulit."
Piastri dan McLaren bertekad untuk belajar dari kesalahan ini dan tidak mengulanginya di masa depan. Strategi pit stop yang efektif menjadi sangat penting dalam balapan F1 yang ketat, di mana setiap keputusan dapat menentukan hasil akhir.
