Dalam ajang balap Formula 1, sayap belakang memainkan peran krusial dalam mengoptimalkan performa mobil. Namun, baru-baru ini muncul kontroversi seputar desain sayap belakang McLaren setelah Grand Prix Azerbaijan.
Tim rival mempertanyakan legalitas sayap belakang McLaren, yang bagian atasnya diduga mampu berputar untuk membuka celah lebih lebar. FIA, badan pengatur F1, pun menyelidiki desain tersebut.
Meskipun sayap belakang McLaren dinyatakan memenuhi regulasi dan lolos uji statik, FIA meminta McLaren untuk melakukan modifikasi. McLaren masih diperbolehkan menggunakan sayap dengan hambatan rendah seperti yang digunakan di Baku, tetapi harus mencegah elemen atas melentur secara berlebihan.
FIA menekankan bahwa komponen mobil tidak boleh dirancang untuk bergerak secara spesifik, meskipun pelenturan wajar diperbolehkan. Tindakan FIA ini didasarkan pada peraturan teknis yang melarang desain dengan karakteristik struktural yang dapat berubah dan menghasilkan sifat defleksi berbeda saat berkendara.
Keputusan FIA melegakan tim rival yang khawatir desain McLaren akan memicu lomba pengembangan sayap belakang yang eksploitatif. Seorang bos tim menjelaskan pentingnya penegakan batas yang jelas untuk mencegah distorsi regulasi.
McLaren menyatakan kepatuhannya terhadap regulasi dan telah menawarkan modifikasi kecil pada sayap belakangnya. Mereka juga berharap FIA menerapkan standar yang sama kepada tim lain.
Modifikasi yang diminta oleh FIA akan berdampak pada kinerja McLaren di trek tertentu. Namun, tim yakin dapat mempertahankan keunggulan mereka dengan solusi inovatif yang masih sesuai dengan peraturan.
Kontroversi sayap belakang McLaren menjadi pengingat akan pentingnya penegakan peraturan yang adil dan upaya berkelanjutan untuk menghilangkan potensi celah dalam desain mobil balap F1.
