Beranda Formula 1 Pembalap F1 Lewis Hamilton Tuding Komentar Presiden FIA Bermuatan Rasial

Pembalap F1 Lewis Hamilton Tuding Komentar Presiden FIA Bermuatan Rasial

9
0

[Intro]
Pembalap Formula 1 (F1) Lewis Hamilton mengkritik komentar Presiden Federasi Automobil Internasional (FIA) Mohammed Ben Sulayem terkait penggunaan bahasa kotor dalam balapan. Hamilton menilai terdapat muatan rasial dalam pernyataan Sulayem.

[Isi]
Dalam wawancara eksklusif dengan Motorsport.com, Sulayem menyatakan bahwa FIA telah meminta Formula One Management untuk mengurangi bahasa kotor yang disiarkan. Ia membandingkan situasi tersebut dengan musik rap.

"Kami harus membedakan olahraga kami, motorsport, dengan musik rap. Kami bukan rapper. Mereka mengumpat berapa kali per menit? Kami tidak begitu," ujar Sulayem.

Menanggapi hal tersebut, Hamilton mempertanyakan pilihan kata yang digunakan Sulayem. Ia menilai penggunaan istilah "rapper" bersifat stereotipik dan menunjuk pada kelompok tertentu.

"Saya tidak suka cara dia mengungkapkannya. Mengatakan bahwa rapper sangat stereotipik. Jika Anda pikirkan, sebagian besar rapper adalah orang kulit hitam. Itu seperti mengarahkan pernyataan ‘Kami tidak seperti mereka’. Jadi menurut saya itu pilihan kata yang salah. Ada unsur rasial di sana," kata Hamilton.

Meski begitu, Hamilton setuju dengan gagasan untuk meminta pembalap mengurangi umpatan dan menyarankan denda sebagai solusi. Ia juga menekankan pentingnya keseimbangan antara hukuman dan kebebasan berekspresi.

"Dahulu, saya tidak terlalu memikirkannya dan hanya melampiaskan emosi tanpa menyadari berapa banyak orang yang mendengarkan, termasuk anak-anak. Jadi, dalam hal itu saya setuju," jelasnya.

Hamilton juga menyoroti penggunaan umpatan oleh pembalap lain dan berharap adanya tindakan tegas dari FIA. Ia percaya bahwa denda dapat menjadi cara yang efektif untuk mengurangi perilaku tersebut.

[Kesimpulan]
Kritik Hamilton terhadap komentar Sulayem menyoroti pentingnya kesadaran rasial dalam olahraga. Pembalap F1 dan pejabat FIA perlu mempertimbangkan dampak kata-kata mereka dan menghindari perpetrasi stereotip atau bias. Insiden ini juga membuka dialog mengenai keseimbangan antara kebebasan berekspresi dan tanggung jawab sosial dalam dunia olahraga.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini