Francesco Bagnaia, juara dunia bertahan MotoGP, tampil mengecewakan di balapan sprint Grand Prix Aragon dengan finis di posisi kesembilan. Ia mengaku kesulitan cengkeraman sepanjang balapan.
Bagnaia kehilangan tiga posisi setelah start yang buruk di sisi lintasan yang kotor, menyebabkan bannya selip. Ia sempat bertarung untuk posisi keempat, namun akhirnya harus terdampar di peringkat kesembilan, yang dimenangkan oleh Marc Marquez.
Ditanya soal penyebab masalahnya, Bagnaia memberikan jawaban yang samar, "Saya tidak akan mengatakan apa itu, tapi itu bukan dari saya."
"Bukan dari motor dan bukan dari tim. Perasaan saya sangat buruk dengan ban depan, jujur saja. Tekanan dan suhu ban sudah sempurna."
Memulai balapan dengan perangkat elektronik dan perangkat start biasanya memberikan kekuatan dan efisiensi yang luar biasa, tetapi detik-detik awal balapan Sabtu itu justru terasa seperti meluncur di atas es.
"Tahun lalu di Qatar juga terjadi hal yang sama pada hari Sabtu," tambah Bagnaia. "Tapi itu di luar kendali kami."
Kejadian ini membuat rival Bagnaia, Jorge Martin, mendapat tujuh poin dengan finis kedua dan naik peringkat di klasemen, unggul tiga poin dari Bagnaia.
"Saya tidak bisa bertarung untuk kemenangan karena melihat putaran yang dilakukan Marc, dia tidak terkalahkan," aku Bagnaia.
"Tapi ambisi dan potensi saya adalah bertarung melawan Jorge. Sepanjang akhir pekan kami sangat dekat dalam hal performa, dan kami baru saja kehilangan kesempatan itu."
Penyelenggara telah membersihkan garis start MotorLand setelah permintaan dari pembalap dalam rapat Komisi Keselamatan pada hari Jumat, tetapi badai petir pada malam hari mengotori permukaan.
Pembalap Yamaha, Alex Rins, menyebut situasi itu "tidak dapat diterima" dan mengatakan sulit untuk bahkan memosisikan motor pada FP2 Sabtu pagi.
Pembalap Honda, Luca Marini, menambahkan bahwa ia ingin pengelola lintasan meninjau kembali masalah grid, dengan mengatakan, "Kami akan meminta mereka untuk membersihkan posisi lebih banyak karena sekarang, itu berbahaya."
