Misano, – Yamaha membuat kejutan besar dengan mengonfirmasi bahwa mereka tengah mengembangkan mesin V4 untuk digunakan pada motor MotoGP. Langkah ini menandai perubahan signifikan bagi pabrikan Jepang yang sebelumnya setia pada mesin inline-empat sejak awal era MotoGP.
Menurut mantan pembalap MotoGP Simon Crafar, Yamaha punya alasan tersendiri dalam mengambil keputusan ini. Crafar, yang mewawancarai para insinyur, mengungkapkan bahwa tidak ada yang salah dengan mesin inline-empat dari segi performa.
Namun, Crafar menemukan bahwa mesin V4 memiliki beberapa keunggulan yang potensial. "Kelebihan utama dari mesin V4 adalah bentuknya yang sempit. Mesin ini hanya memiliki lebar dua setengah silinder, sehingga menghasilkan dorongan udara yang lebih kecil," jelas Crafar.
Dengan dorongan udara yang lebih kecil, motor V4 akan memiliki kecepatan dan akselerasi yang lebih baik. Selain itu, bentuk mesin yang sempit memungkinkan penempatan boks udara dan injeksi oli yang lebih rendah. Ini berdampak positif pada posisi pengendara dan ketinggian layar.
Selain itu, Crafar menyebut faktor lain yang mungkin mendorong Yamaha untuk beralih ke mesin V4. Salah satunya adalah desain sasis yang dipengaruhi oleh lebar mesin. Yamaha mungkin ingin menciptakan sasis yang lebih sempit dan manuverabel.
"Kami juga mendengar keluhan dari Fabio Quartararo tentang bobot motor yang terlalu berat," kata Crafar. "Saya melihat Alex Rins dan Fabio benar-benar kewalahan di akhir Mugello, di mana terdapat banyak tikungan berbelok mendadak. Saya pikir itu juga menjadi pertimbangan."
Dengan mesin V4 yang lebih sempit dan manuverabel, Yamaha berharap dapat meningkatkan performa dan kenyamanan pengendara. Langkah ini juga menunjukkan keseriusan Yamaha dalam membangun motor yang kompetitif dan memenangkan kembali gelar MotoGP.
