Daniel Ricciardo, pembalap asal Australia berusia 35 tahun, tengah menghadapi kemungkinan pahit mengakhiri kariernya di Formula 1 (F1) akhir pekan ini di Grand Prix Singapura. Hal itu disebabkan adanya klausul dalam kontrak pembalap muda Red Bull, Liam Lawson.
Menurut laporan F1.com, kontrak Lawson mensyaratkan Red Bull memberikannya kursi balap untuk musim depan atau mencarikan kursi di tim lain sebelum batas waktu tertentu. Jika Red Bull tidak memenuhi persyaratan tersebut, Lawson berhak bebas dari kontraknya.
Batas waktu tersebut diyakini hampir tiba, memaksa Red Bull untuk membuat keputusan sulit. Tim berlogo banteng merah itu dikabarkan berencana menggantikan Ricciardo dengan Lawson di tim saudaranya, AlphaTauri, pada Grand Prix Amerika Serikat di Austin bulan depan.
Laporan tersebut semakin diperkuat oleh Martin Brundle, komentator F1 terkemuka. Brundle mengklaim telah mendengar kabar bahwa Ricciardo akan digantikan Lawson di Austin.
Kabar tersebut menjadi pukulan berat bagi Ricciardo, yang berharap promosi ke tim utama Red Bull pada 2024 untuk menggantikan Sergio Perez. Namun, kini mimpi itu tampaknya akan sirna.
Saat ini, Ricciardo tidak memiliki pilihan lain karena semua kursi kosong untuk musim 2025 sudah terisi. Satu-satunya peluang yang tersisa adalah kursi Sauber yang didudukinya, namun Valtteri Bottas dikabarkan sedang dalam pembicaraan untuk memperpanjang kontraknya.
Dengan demikian, karier F1 Ricciardo yang telah berlangsung selama 13 musim tampaknya akan berakhir secara mendadak dan menyedihkan. Klausul kontrak Lawson yang sebelumnya tidak banyak diketahui publik kini menjadi batu sandungan yang menghancurkan masa depan Ricciardo di lintasan balap Formula 1.
