Enea Bastianini membuktikan bahwa kerja keras dan analisis data yang cermat dapat mengantarkannya pada kemenangan bersejarah. Pebalap MotoGP asal Italia itu bekerja keras hingga larut malam demi mempelajari data balapan sebelumnya untuk bisa bersaing dengan para pembalap terdepan di Grand Prix Emilia Romagna.
Usahanya tidak sia-sia. Sepanjang Jumat dan Sabtu di Misano, Bastianini sempat kesulitan menandingi kecepatan rekan setimnya Francesco Bagnaia dan pembalap Pramac Jorge Martin. Namun, setelah finis ketiga dalam sprint, Bastianini tampil garang dalam balapan utama hari Minggu dan berhasil meraih kemenangan ke-100 Ducati di ajang balap motor Grand Prix.
Kunci kemenangan Bastianini bukan hanya kerja kerasnya saja. Ia juga memanfaatkan kondisi trek yang berangin untuk mengungguli lawan-lawannya di tikungan-tikungan cepat Misano.
"Saya pikir, juga pada tahun 2022 saya mencoba memenangkan balapan, tetapi di tikungan yang sama di mana saya mencoba menyerang Jorge, saya membuat kesalahan dan keluar jalur sehingga kehilangan kesempatan untuk menang," kata Bastianini.
"Itu adalah risiko besar untuk masuk ke dalam pada lap terakhir. Misano memberi saya sesuatu yang lebih. Saya tidak tahu apakah itu kondisi, keluarga, atau saya yang menyukai trek ini, kami sering berlatih di sini. Hari ini, angin juga sedikit membantu saya karena di tikungan yang lebih cepat – seperti Tikungan 11 dan 12 – lebih mudah untuk masuk dibandingkan dengan sprint."
Kemenangan Bastianini di Emilia Romagna membuktikan bahwa dedikasi dan persiapan yang matang dapat mengalahkan potensi dan kecepatan yang lebih unggul. Kerja keras dan kecermatan Bastianini dalam menganalisis data membantunya menandingi para pembalap papan atas dan meraih kemenangan yang tidak terduga.
