Beranda Formula 1 Daniel Ricciardo: Hilangnya Naluri Pembunuh dan Penyesalan Meninggalkan Red Bull

Daniel Ricciardo: Hilangnya Naluri Pembunuh dan Penyesalan Meninggalkan Red Bull

5
0

Helmut Marko, penasihat motorsport Red Bull, mengungkapkan perspektif baru terkait keluarnya Daniel Ricciardo dari tim pada tahun 2018. Menurut Marko, Ricciardo telah kehilangan "naluri pembunuh" yang menjadi ciri khasnya saat membela Red Bull.

Ricciardo, 35 tahun, telah menandatangani kontrak dengan Renault pada tahun 2019, berharap dapat mengulangi kesuksesannya di Red Bull. Namun, ia berjuang dengan mobil yang tidak kompetitif dan gagal tampil mencolok.

Marko berpendapat bahwa keputusan Ricciardo untuk meninggalkan Red Bull adalah titik balik dalam kariernya. Ia mengkritik Ricciardo yang terpengaruh oleh bujuk rayu Renault dan Cyril Abiteboul, mantan bos tim.

"Saya pikir keputusan untuk meninggalkan Red Bull Racing adalah titik balik dalam kariernya," kata Marko. "Dia kemudian tidak memiliki mobil yang bisa menang baik di Renault maupun McLaren. Dia memang menang di Monza, tetapi itu keadaan khusus."

Marko juga menyoroti keraguan Ricciardo tentang mesin Honda yang menjadi salah satu alasan keluarnya dari Red Bull. Menurutnya, Ricciardo lebih mempercayai janji manis Renault.

"Dia memiliki keraguan tertentu tentang mesin Honda dan tampaknya dia lebih mendengarkan omongan manis Renault dan Cyril Abiteboul," kata Marko.

Dalam beberapa musim terakhir, Ricciardo kesulitan mengadaptasi diri dengan mobil McLaren. Ia hanya meraih satu kemenangan pada 2021 dan mengakhiri kontraknya setahun lebih awal.

Marko menyatakan bahwa Ricciardo tidak pernah bisa memulihkan kecepatannya dan "insting pembunuhnya" setelah meninggalkan Red Bull. Ia menambahkan bahwa Ricciardo telah diinformasikan tentang keputusannya untuk digantikan oleh Liam Lawson.

"Saya pikir itu dikomunikasikan dengan jelas bahwa dia harus lebih baik secara signifikan dari Yuki Tsunoda dan dia hanya berhasil melakukan itu di beberapa balapan," kata Marko.

Ricciardo sendiri telah menyatakan bahwa ia berdamai dengan situasinya. Kini, ia tengah menimbang masa depannya di balapan.

Pengalaman Ricciardo menjadi pengingat penting bagi para pembalap untuk menghargai pentingnya lingkungan yang tepat. Sebuah tim yang kuat dan mobil yang kompetitif dapat memaksimalkan potensi pembalap dan membantu mereka meraih kesuksesan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini