Christian Horner, kepala tim Red Bull, mengklaim bahwa mereka tengah mempertimbangkan George Russell untuk masa depan. Pernyataan tersebut dinilai Nico Rosberg sebagai taktik untuk menggoyahkan Toto Wolff, kepala tim Mercedes.
"Kami tidak takut untuk mencari ke luar dari kumpulan pembalap kami sendiri. George Russell habis kontraknya tahun depan," kata Horner. "Akan bodoh jika tidak mempertimbangkan hal itu."
Horner melontarkan pernyataan tersebut di tengah tekanan yang dihadapi Sergio Perez sebagai rekan setim Max Verstappen. Selain itu, Red Bull juga akan menggantikan Daniel Ricciardo dengan Liam Lawson di tim saudaranya untuk sisa musim ini.
"Fakta bahwa Horner menyebut nama George menunjukkan bahwa dia tidak sepenuhnya percaya diri dengan keempat pembalapnya," komentar Jamie Chadwick, analis Sky Sports. "Checo (Perez) perlu meningkatkan performa. Mereka bisa saja kehilangan gelar konstruktor karena pembalap kedua mereka."
Namun, Rosberg menilai pernyataan Horner sebagai bagian dari strategi. "Ini juga soal politik dan strategi karena dia ingin mengusik Toto," ujarnya. "Jika Toto tiba-tiba mendengar Horner membicarakan Russell, yang tidak punya kontrak, dia mungkin berpikir, ‘Haruskah aku mengontrak George?’ Itu menggoyahkan, itu bagian dari permainan."
Russell akan menjadi pembalap senior Mercedes musim depan setelah Lewis Hamilton hengkang ke Ferrari. Sementara itu, banyak dilema pembalap Red Bull berputar di sekitar Perez.
Meski memilih mempertahankan Perez untuk musim ini, finis ke-10-nya di Singapura memberi McLaren kesempatan untuk menyalip Red Bull di klasemen konstruktor. "Max tampil sangat baik lagi (akhir pekan lalu). Itu membuat kesenjangannya semakin besar," kata Rosberg.
"Mobil Red Bull mengalami kesulitan dan Singapura adalah trek terburuk untuk itu. Perez harus segera menemukan kemajuan, atau dia akan dipertanyakan lagi tahun depan."
