Federasi Otomotif Internasional (FIA) mulai bersikap tegas terhadap penggunaan kata-kata kasar dalam konferensi pers resmi. Hal ini mengundang reaksi keras dari pembalap Formula 1, Max Verstappen, dan pembalap Reli Dunia (WRC), Sébastien Ogier.
Awalnya, Verstappen dikenai sanksi karena menggunakan kata "f*cked" dalam konferensi pers menjelang Grand Prix Singapura. FIA menilai ucapan tersebut melanggar aturan Kode Olahraga Internasional yang telah diperbarui.
Sang ayah, Jos Verstappen, mengecam sanksi tersebut sebagai "hal yang paling konyol". Menurutnya, FIA tidak melakukan tugasnya dengan baik dalam mengelola situasi ini.
Sementara itu, Ogier juga menghadapi masalah serupa di Acropolis Rally di Yunani. Ia dikenai denda 30.000 euro karena melontarkan komentar kasar kepada ofisial.
Untuk memprotes kebijakan FIA yang baru, Verstappen dan Ogier mengambil langkah nyentrik. Mereka memilih memberikan jawaban singkat saat konferensi pers atau wawancara di pinggir lintasan.
"Kami diminta untuk tutup mulut oleh petinggi FIA," ujar Ogier.
Tindakan kedua pembalap tersebut mendapat dukungan dari sejumlah pihak. Mereka menilai FIA terlalu berlebihan dalam menerapkan peraturan.
"Bahasa adalah bagian dari olahraga," kata mantan juara dunia Formula 1, Nico Rosberg. "Para pembalap harus diizinkan untuk mengekspresikan emosi mereka."
FIA sendiri berdalih bahwa tindakan keras ini diambil untuk mengurangi ujaran kebencian yang diarahkan kepada ofisial di media sosial. Namun, kebijakan tersebut justru memicu perdebatan tentang kebebasan berekspresi di dunia olahraga.
Kontroversi ini diharapkan menjadi bahan diskusi yang hangat di ajang balap masa depan. Akankah FIA melonggarkan aturannya, atau akan terus bersikap tegas terhadap penggunaan bahasa kasar? Kita nantikan saja perkembangannya.
