Beranda Formula 1 Mick Schumacher Berpeluang Kembali ke F1 Bersama Sauber-Audi

Mick Schumacher Berpeluang Kembali ke F1 Bersama Sauber-Audi

3
0

Mick Schumacher, putra legenda Formula 1 Michael Schumacher, masih berjuang untuk mendapatkan kembali tempatnya di Formula 1 (F1). Setelah kehilangan posisinya di Haas pada akhir 2022, pembalap Jerman ini bertindak sebagai pembalap cadangan untuk Mercedes selama dua musim terakhir.

Awalnya, Schumacher berharap bergabung dengan Alpine yang memiliki kursi kosong tahun depan. Namun, tim asal Prancis itu justru memilih pembalap muda Jack Doohan. Kegagalan tersebut tampaknya memupuskan harapan Schumacher untuk kembali ke F1.

Namun, sebuah kabar mengejutkan datang dari Audi yang akan masuk ke F1 pada 2026. Kepala tim Audi yang baru, Mattia Binotto, dikabarkan tertarik untuk merekrut Schumacher pada 2025. Audi saat ini masih mencari rekan setim untuk Nico Hulkenberg, dengan Valtteri Bottas dan Gabriel Bortoleto sebagai kandidat kuat.

Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Italia Corriere della Sera, Binotto mengatakan bahwa timnya belum memutuskan siapa yang akan mereka pilih. Ia juga menegaskan bahwa mereka tidak perlu terburu-buru mengambil keputusan.

"Kami bisa meluangkan waktu, karena tim lain sudah memutuskan susunan pembalap mereka," kata Binotto. "Ada dua pilihan penting: pengalaman untuk membimbing kami di jalur pertumbuhan atau pembalap muda dan berbakat yang bisa menemani kami menuju puncak."

Ketika ditanya secara khusus tentang Schumacher, yang pernah menjadi anak didik Binotto di Ferrari Driver Academy, ia berkata: "Kami pasti mengevaluasinya. Aku bertemu dan berbicara dengannya. Aku sudah mengenalnya lama sejak dia menjadi bagian dari Ferrari Driver Academy. Aku tahu kelebihan dan keuntungannya. Dia salah satu nama yang kami pertimbangkan."

Binotto menekankan bahwa pertimbangan jangka panjang sangat penting karena proyek Audi di F1 merupakan tantangan besar yang membutuhkan waktu lama untuk membuahkan hasil. Ia berharap Audi bisa menjadi penantang gelar pada tahun 2030.

"Kami masih di awal pendakian," katanya. "Di depan kami ada gunung Everest, dan sekarang kami hanya bisa melihat pangkalnya. Kami sedang menentukan jalur mana yang akan kami daki, tapi penting untuk menetapkan arah. Dibandingkan dengan lawan kami, kami memiliki sekitar 400 orang lebih sedikit. Kami perlu menambah jumlah mereka untuk bisa bersaing di level yang sama. Mereka tidak bisa ditemukan dalam dua hari, dan tidak harus di F1. Pilihan kami adalah berinvestasi pada kaum muda."

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini