Max Bartolini, mantan direktur teknis Ducati, telah membawa filosofi pabrikan Italia tersebut ke Yamaha dalam upaya membantu tim Jepang itu bangkit dari keterpurukan. Bartolini melihat kebutuhan untuk menerapkan prinsip inti Ducati, yaitu:
Kejar Kecepatan dan Perbaikan Berkelanjutan:
Bartolini menekankan pentingnya terus mencari cara untuk meningkatkan, bahkan dari hal-hal kecil. Menurutnya, inilah yang mendorong kesuksesan Ducati dewasa ini.
Gabungan Dua Budaya Kerja:
Bartolini mengakui keunggulan Yamaha dan Ducati. Ia berencana menggabungkan kekuatan kedua budaya kerja tersebut untuk menciptakan pendekatan yang optimal. Ia yakin bahwa dengan waktu, Yamaha dapat mengadopsi kecepatan dan kreativitas Ducati.
Perubahan Struktur dan Pola Pikir:
Bartolini melakukan perubahan mendasar dalam cara kerja Yamaha. Ia mengidentifikasi pendekatan mereka yang konservatif dan lambat sebagai salah satu faktor yang menghambat kemajuan. Bartolini mendorong perubahan pola pikir menuju sikap yang lebih proaktif dan inovatif.
Struktur Organisasi Yamaha:
Bartolini menyoroti perbedaan yang signifikan dalam struktur organisasi antara Ducati dan Yamaha. Ducati berfokus pada departemen balap sebagai inti bisnis, sementara Yamaha lebih berfokus pada produksi. Bartolini menekankan bahwa Yamaha perlu menyesuaikan struktur mereka untuk lebih mendukung program balapnya.
Masa Depan Cerah Yamaha:
Meski Yamaha mengalami kemerosotan dalam beberapa tahun terakhir, Bartolini optimis tentang masa depan mereka. Ia mengutip akuisisi tim satelit Pramac dan rencana untuk beralih ke mesin V4 sebagai bukti upaya mereka untuk kembali berjaya.
Dengan menerapkan filosofi Ducati, Bartolini percaya Yamaha dapat bangkit kembali dan menjadi kekuatan dominan di MotoGP sekali lagi. Pendekatannya yang didasarkan pada perbaikan berkelanjutan, pola pikir proaktif, dan gabungan kekuatan budaya kerja akan menjadi kunci kesuksesan mereka di masa depan.
