[Paragraf Pembuka]
Red Bull dirundung kekecewaan setelah insiden kecelakaan pembalap Yuki Tsunoda di tahap akhir kualifikasi Q2 Grand Prix Meksiko. Liam Lawson, rekan setim Tsunoda, mengungkapkan keyakinannya bahwa RB seharusnya lolos ke babak Q3 jika saja kecelakaan tersebut tidak terjadi.
[Paragraf 2]
Lawson dan Tsunoda sempat mendekati batas waktu untuk masuk ke babak 10 besar. Tsunoda menunjukkan performa kompetitif sepanjang tiga sesi latihan bebas, menempati posisi tiga pada dua sesi latihan Jumat dan posisi tujuh pada sesi FP3. Namun, nasib berkata lain. Tsunoda kehilangan kendali saat memasuki tikungan 12 pada putaran terakhirnya di Q2, menabrak pembatas di dekat Stadion Foro Sol.
[Paragraf 3]
Akibat kecelakaan ini, bendera merah dikibarkan dan urutan Q2 dibekukan. Kedua pembalap RB pun hanya bisa meratapi nasib mereka karena saat itu mereka sedang mencatatkan waktu yang lebih baik dan berupaya melampaui batas waktu yang ditetapkan Pierre Gasly di posisi ke-10.
[Paragraf 4]
"Sayang sekali. Kami punya mobil yang cepat sepanjang akhir pekan," kata Lawson. "Yuki sangat kuat di latihan bebas. Kami terus berkembang dan saya pikir kami sudah siap di kualifikasi."
[Paragraf 5]
"Saya pikir tim telah bekerja sangat keras dan memberi kami mobil yang sangat cepat akhir pekan ini. Jadi mereka pantas untuk memiliki dua mobil, kalau tidak satu, di Q3," imbuh Lawson.
[Paragraf 6]
Lawson juga memuji Tsunoda atas persiapan yang telah dilakukannya sepanjang akhir pekan. Data yang dikumpulkan Tsunoda membantu tim untuk mengatur strategi dan menyesuaikan mobil agar sesuai dengan karakteristik Sirkuit Autodromo Hermanos Rodriguez.
[Paragraf 7]
Meskipun gagal lolos ke Q3, Lawson mengaku optimistis dengan peluang Red Bull saat balapan. Timnya akan berusaha maksimal untuk mengalahkan Haas, yang kini hanya terpaut dua poin dalam perebutan posisi keenam klasemen konstruktor.
[Paragraf Penutup]
"Kami dekat dengan zona poin dan kami lihat di mana mereka lolos. Kami dekat dan posisi jangka panjang terlihat bagus, jadi semoga kami bisa melaju," pungkas Lawson.
