Lewis Hamilton, juara dunia Formula 1 tujuh kali, baru-baru ini menjadi topik perbincangan hangat terkait potensi kontribusinya untuk tim Ferrari pada tahun 2025. Ralf Schumacher, mantan pembalap F1, mengungkapkan keraguan tentang seberapa banyak Hamilton dapat "berkontribusi" pada kesuksesan Ferrari di masa depan.
Hamilton, yang akan bergabung dengan Ferrari setelah meninggalkan Mercedes, telah memulai musim 2024 dengan hasil yang kurang memuaskan, hanya mengumpulkan delapan poin – start terburuknya sejak tahun 2009. Schumacher menilai bahwa Hamilton tidak memiliki "kualitas" yang dimiliki oleh Max Verstappen, terutama dalam hal konsistensi.
Menurut Schumacher, Hamilton memang akan membawa "keahlian dan wawasan" ke Ferrari, namun ia meragukan bahwa Hamilton akan dapat memberikan kontribusi yang signifikan karena tim sudah berada pada arah yang benar. Schumacher juga menyatakan bahwa Hamilton harus merasa bisa menang untuk dapat mengemudikan mobil dengan cepat, yang menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana Hamilton akan beradaptasi dengan peraturan teknis baru yang akan diberlakukan pada tahun 2026.
Flavio Briatore, mantan bos tim Renault, juga mengungkapkan kekhawatiran serupa, menyebut Hamilton sebagai salah satu pembalap yang tidak terlalu berusaha jika mobil tidak cukup baik. Ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana Hamilton akan bersaing dengan Charles Leclerc di Ferrari, serta bagaimana ia akan menghadapi tantangan baru yang ditetapkan oleh perubahan regulasi.
Artikel ini bertujuan untuk memberikan informasi terkini dan akurat tentang situasi yang dihadapi Hamilton saat ini, serta proyeksi untuk masa depannya di Ferrari. Dengan perpindahan yang mengejutkan ini, dunia Formula 1 tentunya akan menantikan dengan penuh antisipasi untuk melihat bagaimana Hamilton akan berkontribusi pada tim legendaris seperti Ferrari.
