Charles Leclerc, pembalap muda penuh talenta asal Monako, akan berbagi garasi dengan sang legenda Formula 1, Lewis Hamilton, di tahun 2025. Kehadiran Hamilton di tim Mercedes-AMG Petronas telah memicu perdebatan menarik di kalangan penggemar dan pengamat F1. Akankah Leclerc merasa tertekan atau justru termotivasi dengan kehadiran Hamilton?
Para sumber dekat tim mengungkapkan bahwa Leclerc tidak memiliki banyak hal yang perlu dipertaruhkan, kecuali jika Hamilton secara konsisten mengalahkannya dengan selisih yang sangat besar. Berdasarkan performa Hamilton baru-baru ini, kemungkinan tersebut tampaknya kecil.
Kehadiran Hamilton sebenarnya memberikan posisi yang menguntungkan bagi Leclerc. Jika Leclerc berhasil memenangkan balapan atau bahkan meraih gelar juara, itu berarti ia telah mengalahkan salah satu pembalap terhebat sepanjang masa. Sebaliknya, jika Leclerc tidak mampu mengungguli Hamilton, kekalahan tersebut tidak akan terlalu memalukan dibandingkan saat dikalahkan oleh rekan setim lain. Reputasinya tidak akan tercoreng seperti saat ia kalah dari Carlos Sainz di musim-musim belakangan.
Dalam sudut pandang lain, kehadiran Hamilton dapat menjadi pemicu bagi Leclerc untuk meningkatkan kemampuannya. Berlatih dan berlomba bersama juara dunia tujuh kali akan memberikan pengalaman dan wawasan yang tak ternilai bagi Leclerc. Ia dapat mengamati teknik, strategi, dan mentalitas juara sejati, sehingga mengasah kemampuannya sendiri.
Persaingan antara Leclerc dan Hamilton di masa depan pasti akan menjadi salah satu tontonan paling menarik di Formula 1. Apakah Leclerc akan mampu menandingi sang legenda dan membawa kejayaan bagi timnya, atau justru akan menjadi bayang-bayang Hamilton? Hanya waktu yang dapat memberikan jawabannya.
