Sergio Perez, pembalap Tim Red Bull, tengah mengalami masa sulit dalam kariernya. Setelah mengalami petaka di kandangnya sendiri, Meksiko, masa depannya di tim berstatus juara dunia itu kini dipertanyakan.
Pada balapan Grand Prix Meksiko, Perez tersingkir di babak kualifikasi pertama, menerima penalti waktu karena memarkir mobil di depan tempat gridnya, dan kemudian kehilangan posisi setelah bertabrakan dengan pembalap tim junior Red Bull, Liam Lawson. Insiden itu menyebabkan kerusakan pada lantai mobilnya, yang berdampak buruk pada performanya.
Ketidakberuntungan tersebut memicu tekanan lebih besar pada Perez, yang telah mengakui bahwa ia menjalani musim yang "buruk". Red Bull juga menghadapi dilema, karena posisi mereka di klasemen konstruktor telah merosot ke posisi ketiga.
Principal Tim Red Bull, Christian Horner, menyatakan bahwa timnya telah memberikan segala dukungan untuk Perez, namun ia juga menekankan bahwa Formula 1 adalah bisnis yang berorientasi pada hasil. "Kami perlu memiliki kedua mobil yang mencetak poin, dan itulah sifat Formula 1," ujarnya.
Saat ditanya apakah masa depan Perez di tim akan dipertaruhkan, Horner mengonfirmasi bahwa pembalap Meksiko tersebut akan tetap turun di Brasil, namun ia tidak memberikan jaminan lebih jauh. "Kami bekerja keras untuk mendukungnya, tetapi akan tiba saatnya kami harus mengambil keputusan sulit," kata Horner.
Perez sendiri juga mengutarakan kekesalannya atas gaya mengemudi Lawson yang agresif, yang ia salahkan atas kegagalannya meraih poin. Namun, Horner tidak sepenuhnya memihak salah satu pembalap. "Itu balapan. Kami melihat banyak aksi balap yang keras," ujarnya.
Insiden ini juga menyoroti dinamika unik antara Red Bull dan tim juniornya, RB. Horner menegaskan bahwa kedua tim memang terkait secara kepemilikan, namun mereka beroperasi secara independen dalam hal balapan.
Posisi Perez di Red Bull kini berada di ambang dilema. Jika ia bisa bangkit kembali dan menunjukkan performa yang lebih baik, ia mungkin bisa mengamankan masa depannya di tim. Namun, jika hasil buruk terus berlanjut, Red Bull mungkin terpaksa mempertimbangkan pilihan lain untuk musim-musim mendatang.