Beranda Formula 1 Max Verstappen: Talenta Berbakat, Agresivitas Berlebihan

Max Verstappen: Talenta Berbakat, Agresivitas Berlebihan

3
0

Max Verstappen, juara dunia Formula 1 musim 1996, Damon Hill, menyoroti aksi agresif Verstappen di Grand Prix Mexico City yang menuai banyak kritik. Hill menilai, Red Bull perlu melakukan pembicaraan serius dengan sang bintang muda terkait perilakunya di lintasan balap.

Verstappen menerima penalti selama 20 detik atas dua insiden yang melibatkan rivalnya, Lando Norris. Yang pertama, Verstappen mendorong Norris keluar dari Tikungan 4. Tak lama kemudian, Verstappen kembali melakukan manuver berbahaya dengan mencoba menyalip Norris dengan paksa di Tikungan 7.

Tindakan Verstappen dikecam keras oleh para pengamat, termasuk rekan komentator Sky Sports, Martin Brundle. Brundle memperingatkan bahwa agresivitas Verstappen bisa menodai reputasinya di Formula 1.

Menanggapi hal tersebut, Hill mempertanyakan cara Red Bull menangani pembalap bintang mereka. Hill menilai, tim terlalu protektif terhadap Verstappen dan jarang mengkritiknya secara terbuka.

"Seolah-olah Max bebas melakukan apa pun yang dia suka," ujar Hill dikutip dari Sky Sports F1 Podcast. "Timnya tak pernah mengkritik cara dia mengemudi. Padahal, dalam kompetisi, hal itu wajar dilakukan."

Menurut Hill, Red Bull memiliki tanggung jawab untuk membentuk sikap pembalapnya. "Suatu saat nanti, pembicaraan serius harus dilakukan. Tim harus berkontribusi pada sikap pembalapnya," imbuh Hill.

Agresivitas Verstappen kerap dibandingkan dengan legenda Formula 1, Ayrton Senna. Hill mengakui bahwa Senna juga dikenal agresif, namun menurutnya agresivitas Senna masih dalam batas yang wajar.

"Ayrton Senna sangat brutal dalam beberapa taktik dan agresivitasnya. Hal itu juga dipertanyakan saat itu, cara dia mengemudi," kata Hill. "Saya tidak ingin menyinggung penggemar Senna, tapi mereka tahu bahwa dia adalah pesaing yang tangguh. Terkadang, kemarahan menguasainya."

Hill menekankan pentingnya peran FIA atau otoritas olahraga untuk mengawasi perilaku pembalap. "Mereka harus bisa berkata, ‘Kami ingin melihat kompetisi dan keberanian, tapi itu harus dikendalikan’," jelas Hill.

"Ini bukan sekadar perlombaan adu tabrak untuk mempertahankan posisi atau menghalangi orang lain menyalip. Harus ada cara untuk mendisiplinkan pembalap."

Hill berpendapat bahwa jika Verstappen terus bersikap agresif, ia akan menghadapi pertanyaan jangka panjang tentang kebijaksanaan gaya balapnya. "Dia punya banyak bakat, banyak kemampuan. Dia bisa menggunakan kemampuan itu untuk mengalahkan lawan-lawannya. Seharusnya ini bukan sekadar permainan dodgeball," pungkas Hill.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini