Memasuki seri kedua dari belakang MotoGP 2023 di Malaysia, pembalap Jorge Martin dari tim Pramac Ducati merasa lebih tenang dan matang dibandingkan tahun lalu saat berduel dengan Francesco Bagnaia dari tim pabrikan Ducati.
Martin saat ini masih memimpin klasemen dengan keunggulan 17 poin atas Bagnaia. Tahun lalu, pembalap Spanyol itu memang sempat mengejar Bagnaia, namun akhirnya kalah pada seri terakhir.
Menjelang akhir musim ini, Martin mengaku jauh lebih rileks dalam menghadapi Bagnaia. "Tahun lalu saya sangat tegang dan gugup," aku Martin. "Saya sangat kesusahan menghadapi situasi itu dan merasa banyak tekanan."
"Tahun ini, tekanan tetap ada, tapi saya rasa saya sudah banyak berkembang. Sekarang saya jauh lebih dewasa. Saya tahu saya bisa kalah, tapi saya juga tahu saya bisa menang. Tahun lalu saya kalah dan tidak ada yang terjadi pada saya – itu bukan akhir dunia!"
"Saya mencoba belajar dari hal-hal buruk dan menyakitkan. Saya rasa di situlah Anda bisa belajar lebih banyak – kalah juga bisa sangat menggairahkan!"
Di sisi lain, Bagnaia mengaku senang dengan tekanan mengejar Martin. "Tekanan selalu ada, tapi menyenangkan berada dalam situasi ini," kata sang juara bertahan. "Saya suka berada dalam situasi ini. Ini situasi yang kritis bagi pembalap yang mengejar: Anda tahu Anda harus cepat karena Anda tidak boleh kehilangan poin. Anda harus menjadi yang tercepat, tapi tidak boleh membuat kesalahan."
"Saya akan mencoba untuk memenangkan kedua balapan dan memperkecil jarak. Kami harus berusaha mendapatkan lebih dari tiga poin yang kami peroleh di Thailand akhir pekan lalu. Kami harus finis akhir pekan ini dengan jarak kurang dari 10 poin."
Pembalap Italia itu juga menekankan bahwa Martin juga akan menghadapi tekanannya sendiri dalam mempertahankan keunggulan.
"Kami berada di momen di mana saya harus mengambil lebih banyak risiko daripada Jorge. Dia bisa lebih tenang. Dia tidak perlu melakukan kesalahan karena dia juga bisa finis kedua."
"Tapi saya pernah berada dalam situasi Jorge tahun lalu dan saya tahu itu adalah situasi di mana Anda merasa perlu lebih tenang. Bersikap kompetitif dalam situasi ini tidak mudah."
Menjelang akhir musim, seri terakhir MotoGP masih dipertanyakan karena keraguan seputar venue di Valencia. Saat ini, wilayah tersebut sedang menghadapi banjir besar yang telah menelan korban jiwa dan merusak setidaknya satu jalan akses ke sirkuit.
Martin dan Bagnaia bergabung dengan sejumlah pembalap lainnya yang menyatakan pada hari Kamis bahwa balapan terakhir harus dipindahkan ke tempat lain.
"Valencia akan sulit bahkan jika semuanya [di sekitar sirkuit] sudah beres. Ini situasi yang sulit [dalam hal] penghormatan kepada orang-orang di sana. Pilihan terbaik adalah balapan di tempat lain," kata Martin.
Ketika ditanya venue alternatif mana yang ideal menurutnya, Martin bercanda: "Yang pasti saya tidak mau ke Assen. Pecco sangat kuat di sana!"
Bagnaia menggarisbawahi masalah etika dalam berlomba di Valencia dengan istilah yang lebih tegas.
"Bagi saya, sisi etika adalah yang paling sulit. Balapan di sana seperti sebuah pesta… itu momen untuk menikmati. Tapi mengetahui situasinya seperti apa, itu tidak benar. Bisa jadi salah jika berlomba di sana."
"Jika itu pilihan saya, saya lebih suka tidak balapan di sana. Itu bukan keputusan saya, tapi kami punya banyak pilihan lain."
Mengenai venue alternatif, Bagnaia berkata: "Assen bisa jadi bagus, tapi terlalu dingin. Mugello, mungkin!"