Menjelang musim Formula 1 tahun 2025, rumor yang beredar di paddock adalah Carlos Sainz mungkin tidak akan menjawab jika Red Bull mencoba menghubunginya. Setelah kemenangan mengesankan di Grand Prix Australia, Sainz yang kontraknya dengan Ferrari akan berakhir musim ini, tampaknya lebih memilih untuk mencari peluang lain daripada kembali ke tim yang pernah menjadi rumahnya di masa lalu.
Sainz, yang pernah menjadi rekan satu tim Max Verstappen di Toro Rosso pada tahun 2015, diketahui memiliki hubungan yang kurang harmonis dengan Verstappen di masa lalu. Meskipun keduanya kini telah matang dan berkembang sebagai pembalap, tetap ada keraguan bahwa Sainz akan bersedia kembali ke lingkungan yang pernah membuatnya tidak nyaman.
Menurut Fred Ferret, seorang jurnalis dari L’Equipe, Sainz sadar bahwa meskipun ia adalah pembalap yang sangat kompeten, mengalahkan Verstappen di timnya sendiri adalah tugas yang hampir mustahil. Red Bull dikenal sebagai tim yang memfokuskan sumber dayanya pada Verstappen, dan mobil tahun ini, seperti yang diakui oleh Sergio Perez, tidak mudah untuk dikendalikan kecuali bagi Verstappen yang tampaknya dapat mengatasi segala jenis kendala.
Dengan Lewis Hamilton yang akan mengambil alih kursi Sainz di Ferrari dan masa depan Sainz yang belum jelas, spekulasi bermunculan tentang kemungkinan Sainz bergabung dengan tim lain seperti Mercedes atau bahkan Aston Martin, yang mungkin kehilangan Fernando Alonso. Selain itu, ada kemungkinan Sainz akan bergabung dengan Audi yang akan memasuki Formula 1 secara penuh pada tahun 2026.
Sainz, yang merupakan satu-satunya pembalap non-Red Bull yang memenangkan Grand Prix F1 di tahun 2023 dan mengulanginya di Australia, sangat dihormati dalam dunia Formula 1. Oleh karena itu, tampaknya tidak mungkin ia tidak akan memiliki kursi balap penuh waktu di tahun depan. Namun, dengan semua pertimbangan ini, tampaknya Sainz mungkin memilih untuk menghindari kembali ke Red Bull dan malah mencari peluang baru yang dapat memberinya kesempatan yang lebih baik untuk bersinar.
