Marco Bezzecchi memulai musim 2024 dengan predikat penantang gelar. Musim lalu, ia finis ketiga klasemen dan membukukan tiga kemenangan dengan Ducati tahun lalu.
Namun, adaptasi dengan Ducati GP23 yang menjadi juara musim lalu terbukti sulit bagi Bezzecchi. Pembalap Italia itu start ke-15 di GP Qatar dan hanya finis ke-14.
Kendala utama Bezzecchi adalah kurangnya rasa percaya diri di bagian depan motor, masalah yang juga dialami Enea Bastianini saat beralih ke GP23 tahun lalu. Bezzecchi kesulitan memasuki tikungan dan mengendalikan motor. Akibatnya, ia membakar ban belakang secara berlebihan untuk mengatasi masalah tersebut.
"Kami sempat membuat kemajuan dalam pemanasan, dan saya merasa cukup baik dengan motor," kata Bezzecchi. "Namun, begitu balapan dimulai, bagian depan motor terus mengunci dan saya masih tidak bisa menjelaskan alasannya."
"Saat itu, saya mulai kehilangan sensasi saat mengerem dan memasuki tikungan. Saya pun membuka gas lebih awal karena kehilangan kecepatan masuk. Hal ini membuat saya kehabisan ban belakang sangat cepat."
"Saya mencoba mengendalikan situasi, tapi 11 lap tersisa, saya sudah mengganti ke mode [mesin] C, yang merupakan yang dengan daya paling sedikit. Padahal, masih setengah balapan tersisa. Ini adalah akhir pekan yang sangat sulit."
Berbeda dengan Bezzecchi, tiga pembalap GP23 lainnya di Qatar tidak mengalami kesulitan serupa. Fabio Di Giannantonio (tim VR46) finis ketujuh, Alex Marquez urutan keenam, dan Marc Marquez (Gresini) di posisi keempat.
Oleh karena itu, Bezzecchi menyatakan akan lebih fokus pada data rekan setimnya daripada pembalap pabrikan. "Saya tentu mengamati pembalap tercepat, tapi Marquez bersaudara dan rekan setim saya memiliki motor yang sama dan mereka berhasil lebih cepat, baik dalam kualifikasi maupun kecepatan balapan," ujarnya.
Bezzecchi bertekad untuk mengidentifikasi kelemahannya dan mencari solusi bersama tim. "Ini situasi yang membuat frustrasi, tetapi juga memotivasi. Saya sedang berusaha keras dan saya akan mendapatkan hasilnya," pungkasnya.
