Persaingan ketat di World Superbike (WSBK) musim 2023 dibayangi oleh dominasi Ducati dan khususnya Alvaro Bautista. Keperkasaan Ducati V4 R Panigale yang terus mengungguli Yamaha dan Kawasaki memicu kekhawatiran di paddock.
Keunggulan Ducati terletak pada V4 R versi terbaru yang dipakai Bautista. Ia telah mengantongi 18 kemenangan dari 24 balapan sejauh ini, unggul 74 poin di klasemen dengan empat seri tersisa.
Meski regulasi WSBK membatasi modifikasi pada motor balap dari versi jalan raya, Ducati diuntungkan oleh investasi besar-besaran pada lini produksinya. Marco Zambenedetti, koordinator teknis Ducati, berpendapat bahwa dominasi mereka adalah buah dari fokus pada pengembangan motor sport.
"Saya tidak tahu mengapa pabrikan Jepang berhenti berinvestasi pada motor jenis ini," kata Zambenedetti kepada Motorsport.com edisi Jerman. "Saya yakin masih ada pasar jika Anda menawarkan motor yang bagus dan indah."
Di sisi lain, Kawasaki dan Yamaha menyatakan bahwa investasi besar untuk memproduksi Superbike baru tidak dapat dibenarkan mengingat jumlah unit yang dijual Ducati yang lebih sedikit dengan banderol yang jauh lebih mahal.
"Situasi ini memang mengkhawatirkan," ujar Zambenedetti. "Tapi kami tidak bisa mengambil keputusan untuk pabrikan Jepang."
Beberapa pihak mengusulkan langkah penyeimbangan lebih lanjut untuk menyamakan persaingan. Namun, Zambenedetti menegaskan bahwa Ducati tidak boleh dihukum karena menghasilkan motor terbaik.
"Inti dari olahraga ini adalah kemenangan," katanya. "Yang terbaik di pabrik dan di trek harus dihargai – pembalap terbaik, insinyur terbaik, dan motor terbaik harus menang."
Dominasi Ducati menjadi cerminan pentingnya investasi berkelanjutan dalam pengembangan motor sport. Keberhasilan mereka menjadi peringatan bagi pabrikan lain untuk tidak mengabaikan segmen pasar yang dapat berkontribusi pada kemajuan di arena balap.
