Pasca balapan pembuka yang mengecewakan di Qatar, Marco Bezzecchi berhasil menorehkan kemajuan di Portimao. Ia finis urutan keenam meski tertinggal 19 detik dari podium.
Pembalap asal Italia tersebut tengah berupaya beradaptasi dengan teknik masuk tikungan yang dibutuhkan Ducati GP23. Ia terpaksa mengubah gaya balapnya, dari mengerem hingga ke puncak tikungan menjadi pengereman langsung di lintasan lurus.
"Saya masih mencoba berubah karena belum otomatis bagi saya untuk membalap dengan cara ini," ungkap Bezzecchi. "Tahun lalu saya sangat kuat membawa motor [ke tikungan] dengan banyak tekanan pada rem. Saya sangat kuat saat menghentikan motor dengan sudut kemiringan."
Bezzecchi menjelaskan bahwa Ducati GP23 bekerja sebaliknya. Pembalap harus berhenti sepenuhnya di lintasan lurus, kemudian melepaskan rem agar motor dapat berbelok. "Ketika rem terus dipegang, motor berbelok lebih sedikit dibandingkan tahun lalu."
Kendati demikian, Bezzecchi mengakui ada area yang masih perlu diperbaiki. "Saya masih kesulitan di bagian masuk, terutama titik putar di tengah tikungan. Saya lebih lambat dibandingkan pembalap lain di area itu."
Selain teknik tikungan, Bezzecchi juga menyoroti masalah di start balapan. Ia merasa kopling Ducati sulit dikendalikan dan belum mampu melakukan start secara konsisten. "Saya tidak pernah bagus dalam start, bahkan di Moto2," ujarnya.
"Selama tahun-tahun ini, saya tidak pernah melakukan tiga atau empat start bagus secara beruntun! Sangat sulit untuk konsisten. Perasaan kopling selalu berbeda."
Meski menghadapi kendala, Bezzecchi optimis dengan perkembangannya. Ia berharap bisa meningkatkan performa di COTA, di mana ia finis keenam tahun lalu. "Secara keseluruhan, saya membuat beberapa kemajuan. Saya merasa lebih baik di motor. Saya masih perlu mencari sesuatu yang pasti, tapi saya akan datang."
