Marco Bezzecchi mengakui bahwa ia mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan motor Ducati MotoGP 23 yang memiliki perbedaan besar dalam hal pengereman. Pembalap asal Italia itu mengatakan bahwa ia harus mengubah gaya balapnya sedikit untuk bisa mengendalikan motor yang lebih bertenaga itu.
Bezzecchi, yang bergabung dengan tim Pertamina Enduro VR46 tahun ini, sebelumnya menggunakan motor 22 yang membawanya meraih empat kemenangan, termasuk tiga grand prix, musim lalu. Namun, saat tes pramusim di Sepang, ia merasakan bahwa motor 23 memiliki karakteristik yang berbeda, terutama saat mengerem dengan motor dimiringkan ke dalam tikungan.
"Motor ini memiliki gaya yang berbeda jadi saya harus mengubah sedikit gaya balap saya. Karena itu saya membutuhkan sedikit lebih banyak waktu tetapi juga kami membuat beberapa perubahan pada motor yang membantu banyak. Ini adalah langkah terbesar," kata Bezzecchi kepada MotoGP.com di Qatar.
Manajer tim Pertamina Enduro VR46, Pablo Nieto, mengaku terkesan dengan cara Bezzecchi mengatasi masalah awalnya. "Marco mulai mendapatkan perasaan yang sangat baik dengan motor," kata Nieto. "Kami harus bekerja banyak pada elektronik dengan dia karena itu sangat berbeda dari tahun lalu. Penting untuk mendapatkan setelan yang baik dan siap untuk balapan pertama."
Berbeda dengan Bezzecchi, rekan setimnya Fabio Di Giannantonio tidak mengalami masalah dalam beradaptasi dengan motor 23. Di Giannantonio langsung cocok dengan motor 23 dan berpotensi untuk meraih hasil terbaik dengan motor itu. Pembalap Italia itu meraih kemenangan MotoGP pertamanya di Qatar musim lalu dan Nieto mengakui bahwa ia sangat menyukai sirkuit Lusail.
"Kami tahu bahwa Fabio sangat cepat tahun lalu di sini, dan dia sangat menyukai trek ini," kata Nieto kepada MotoGP.com.
Bezzecchi dan Di Giannantonio akan kembali beraksi di Qatar untuk balapan pembuka musim 2024, yang dijadwalkan pada 9 Maret mendatang.
Sumber.
