Beranda Formula 1 Krisis Mercedes Berlanjut, Teori Baru Mencuat

Krisis Mercedes Berlanjut, Teori Baru Mencuat

27
0

Mercedes masih belum mampu menunjukkan tanda-tanda perbaikan pada mobil W15 mereka. Dalam F1 GP Jepang, mereka hanya mampu finis di posisi ke-9 dan ke-7, tertinggal jauh dari Red Bull dan Ferrari yang menempati posisi terdepan. Bahkan McLaren mampu mengungguli Hamilton.

"Ini terus terjadi setiap akhir pekan," ujar analis F1 Alex Jacques dalam podcast F1 Nation. "Mereka selalu berkata ‘kami tidak berkecil hati’. Tapi begitu lampu start menyala, mereka langsung hancur."

Tom Clarkson menyoroti teori baru terkait masalah Mercedes. "Saya rasa masalahnya dimulai sebelum itu. Sepertinya saat mereka mengeluarkan bahan bakar dari mobil, semuanya mulai kacau."

Tom Kristensen, juara Le Mans sembilan kali, menambahkan, "Mobil ini seperti seorang diva, sangat sensitif. Mereka tidak tahu apa yang akan terjadi ketika arah angin atau suhu berubah."

"Mereka juga menggunakan ban yang berbeda-beda. Kadang mereka tampil bagus, tapi kadang tidak, dan itu membuat frustrasi," lanjut Kristensen.

Merespons situasi ini, pimpinan tim Toto Wolff menyerukan kerja keras dan kekompakan. "Mereka jelas frustrasi dan mencari harapan, mencari jawaban. Tapi mereka tidak mendapatkannya. Mereka sedang dalam masalah saat ini."

Kendati demikian, Alex Jacques optimistis Mercedes masih bisa bangkit. "Begitu mereka memahami mobilnya, begitu korelasinya beres, begitu mereka tahu konsepnya, lihat saja seberapa cepat McLaren membalikkan keadaan musim lalu."

"Begitu mereka tahu arah yang benar… Toto mengatakan setelah balapan bahwa mereka akan melakukan pengujian. Sampai mereka memahaminya, mereka tidak bisa bergerak ke satu arah. Dalam hal itu, mereka masih jauh tertinggal. Tapi mereka adalah tim juara dunia."

"Mereka akan menemukan apa yang salah dengan mobilnya. Dan begitu mereka melakukannya, mereka akan bangkit dan kembali kuat di akhir musim."

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini