London – Mercedes-Benz Grand Prix Ltd., perusahaan di balik tim Formula 1 (F1) Mercedes, membukukan pendapatan sebesar £546,5 juta pada tahun 2023. Angka tersebut naik £71,9 juta dibanding tahun sebelumnya yang mencapai £474,6 juta.
Namun, meski pendapatan meningkat, Mercedes mengalami penurunan laba dari £89,7 juta menjadi £83,8 juta. Hal ini dipicu oleh kombinasi biaya yang lebih tinggi dan pembayaran pajak yang lebih banyak.
Tim yang bermarkas di Brackley ini juga melaporkan peningkatan aset pengembangan mobil balap, dari £41 juta pada 2022 menjadi £52,2 juta pada 2023. Hal itu mencakup investasi tambahan untuk merombak mobil penantang F1 2024 yang membutuhkan sasis baru.
Mercedes mencatat lonjakan jumlah staf dengan rata-rata 175 orang, menjadi 1.289 pada tahun lalu. Hal ini membuat pengeluaran gaji naik £29,6 juta menjadi £111,7 juta.
Selain itu, kenaikan pajak perusahaan dari 19% menjadi 25% pada April 2023 telah menambah beban pajak Mercedes sebesar £23,7 juta.
Kendati laba turun, Mercedes masih memiliki fondasi yang kokoh. EBIT (laba sebelum bunga dan pajak) mereka relatif stabil pada £113,8 juta pada 2023, dibandingkan dengan £113,6 juta pada 2022.
Meski finis di posisi kedua di belakang Red Bull pada klasemen F1 2023, Mercedes melaporkan penurunan liputan televisi karena jumlah podium yang lebih sedikit. Namun, ada faktor lain yang menunjukkan pertumbuhan yang kuat.
Mercedes menyebutkan, "Nilai ekuivalen iklan kumulatif (AVE) tetap kuat untuk mitra komersial dan pemegang saham pada $5,3 miliar. Tim terus berkembang pesat di media sosial, dengan jumlah pengikut kumulatif sebesar 36 juta (+15%) dan total keterlibatan sebesar 465 juta (+9%)."
Selama 2023, Mercedes menyambut tujuh mitra komersial baru dan memperkenalkan layanan keramahan kelas dunia di Grand Prix Las Vegas untuk memenuhi permintaan kehadiran VIP yang meningkat seiring pertumbuhan popularitas F1 secara global.
