Beranda Formula 1 F1 Berkomitmen Tekan Emisi Karbon 50% pada 2030

F1 Berkomitmen Tekan Emisi Karbon 50% pada 2030

20
0

Formula 1 (F1) telah menggulirkan kampanye "Net Zero by 2030" dengan target memangkas emisi karbon absolut 50% dibandingkan tahun dasar 2018. Target ini mencakup konsumsi energi di fasilitas F1, ajang balap, serta seluruh perjalanan dan logistik yang terkait.

F1 juga berjanji untuk menerapkan strategi kompensasi yang kredibel untuk emisi yang tersisa.

Menurut laporan dampak terbaru F1, pada periode 2018-2022 telah terjadi penurunan emisi 13%. Sementara pada laporan sebelumnya (tidak termasuk tahun 2022) F1 mengklaim penurunan 17%. Padahal, musim 2022 menampilkan satu balapan lebih banyak dibandingkan 2021.

Dalam musim 2022, F1 mengalkulasikan bahwa jejak perjalanan dan logistik menyumbang 72% dari jejak karbon dasarnya. Kini, dengan kalender 24 grand prix, aspek logistik berkontribusi 49%.

F1 memiliki sejumlah inisiatif untuk mengurangi dampak dari perluasan kalender balapnya. Salah satunya adalah penggunaan pesawat kargo Boeing 777F yang lebih efisien. Selain itu, mitra logistik DHL telah beralih ke armada baru yang terdiri dari 18 truk bertenaga biofuel untuk mengurangi emisi pada sembilan balapan Eropa.

Penataan ulang kalender luar negeri juga menjadi bagian penting dari upaya merampingkan logistik. Perpindahan Grand Prix Jepang ke musim semi dinilai membantu mengoptimalkan aliran pengiriman kargo dari Australia dan Tiongkok ke putaran balapan berikutnya.

"Alasan itu penting karena kalender mencerminkan model pengiriman kargo kami saat ini, yang mana sebagian besar emisi berasal dari pengiriman udara yang berpindah dari titik ke titik," ujar Ellen Jones, Kepala Energi, Keberlanjutan, dan Tata Kelola F1.

"Ketika kita dapat mengurangi jarak tersebut, kita dapat mengurangi jejak karbon, selain dari inovasi teknologi yang dapat kita dukung, seperti biofuel dan truk, serta bahan bakar penerbangan berkelanjutan di masa depan."

F1 juga telah menemukan cara untuk mengurangi jumlah kargo dan personel yang diperlukan pada suatu ajang, dengan meningkatkan kemampuan jarak jauh.

"Transisi ke energi terbarukan baik di kandang maupun tandang sangat penting bagi kami dan telah mendorong 13% pengurangan pertama dalam hal emisi," kata Jones.

"Dalam statistik 2022, hal itu mendorong penurunan 56% dalam emisi di seluruh pabrik dan fasilitas. Pada 2023 dan seterusnya, kita juga dapat melihat bagaimana kita beralih ke energi terbarukan di luar Inggris."

Tahun lalu, F1 menguji coba generator listrik terbarukan yang menggunakan biofuel dan energi matahari di Grand Prix Austria, yang diklaim mengurangi emisi paddock hingga 90%. Temuan ini akan digunakan untuk memasok lebih banyak balapan dengan cara yang sama di masa mendatang.

Ini sejalan dengan dorongan F1 agar penyelenggara balapan membuat ajang mereka lebih berkelanjutan. Jones mengatakan, lebih dari 75% penyelenggara balapan kini telah menggabungkan energi terbarukan di ajang mereka, dan sisanya diharapkan ikut serta saat F1 memperbarui kontrak dengan mereka.

"Hal pertama yang kami lakukan ketika saya mulai di sini sekitar dua tahun lalu adalah memperbarui kontrak. Anda perlu menyatakan apa saja ekspektasi kami untuk menyelenggarakan ajang Formula 1," jelas Jones.

"Kami mendapat respons fantastis tentang cara kami bekerja dengan penyelenggara. Bukan hanya energi di ajang tersebut, tetapi juga sejumlah area penting bagi kami, seperti perjalanan penggemar lokal, hingga komunitas lokal."

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini