Jakarta, Pradita – Yamaha mendapat peringatan keras bahwa mereka harus segera mengembangkan mesin V4 untuk mempercepat kemajuan di ajang MotoGP dan memastikan keberlangsungan mereka dalam jangka panjang.
Penurunan performa pabrikan Jepang tersebut, yang dulu berjaya di MotoGP, kini sangat mencolok. Meskipun telah melakukan perbaikan, mereka diperingatkan bahwa kemajuan yang terlihat baru akan nampak pada 2025.
Michael Laverty, mantan pembalap MotoGP, mengungkapkan kekhawatirannya apakah Yamaha akan mengikuti jejak Suzuki yang memutuskan hengkang dari kejuaraan. "Ini masih menjadi kekhawatiran di masa mendatang," katanya.
Laverty menjelaskan bahwa regulasi saat ini akan berlaku selama tiga tahun lagi, dengan perubahan besar pada 2027. "Mereka saat ini sedang berdiskusi tentang menghilangkan perangkat penurun ketinggian, perangkat peluncuran, dan cara membatasi penggunaan aerodinamika," ujarnya.
"Jika pabrikan tahu ada jalan yang jelas dan perubahan pada 2027, maka ada cahaya di ujung terowongan," lanjut Laverty. "Mereka dapat menyusun rencana 10 tahun lagi."
Musim ini, Yamaha telah mempertahankan Fabio Quartararo dengan kontrak jangka panjang, menjadikannya pembalap dengan bayaran termahal di MotoGP. Selain itu, Yamaha juga merekrut Max Bartolini, insinyur ternama dari Ducati, dan memanfaatkan aturan konsesi baru untuk mempercepat pemulihan mereka.
Namun, Laverty menekankan bahwa upaya tersebut belum akan banyak membantu Quartararo pada musim ini. "Yamaha masih dalam tahap awal pengembangan dengan paket baru mereka," katanya.
"Mungkin perlu setidaknya satu musim penuh sebelum kita benar-benar melihat manfaatnya. Saat ini, mereka masih dalam kesulitan. Fabio Quartararo dan Alex Rins menghadapi musim yang berat."
Terlepas dari kekhawatiran jangka pendek, Laverty yakin prospek Yamaha akan membaik di masa depan. "Yamaha membuat kemajuan besar dan komitmen finansial. Pasti akan ada perubahan besar di cakrawala."
