Kepergian desainer mobil F1 legendaris, Adrian Newey, dari tim Red Bull diperkirakan akan memicu pertanyaan mengenai masa depan Max Verstappen di ajang balap tersebut.
Ketegangan dalam internal Red Bull mencuat setelah Christian Horner, pimpinan tim, dituduh melakukan pelanggaran oleh seorang pegawai wanita. Newey dikabarkan terusik oleh kontroversi ini dan menyatakan keinginan untuk hengkang.
"Keluarga" Red Bull tengah goyah, dengan rumor pertikaian kekuasaan dan ketidakpuasan staf senior seperti Newey. Kondisi ini diperburuk oleh perselisihan antara Jos Verstappen, ayah Max, dan Horner pada awal musim.
Verstappen sendiri telah berkali-kali menegaskan kebahagiaannya di Red Bull, tetapi ia juga menekankan pentingnya mempertahankan personel kunci. Kontraknya berisi klausul yang memungkinkannya pergi jika Helmut Marko, penasihat olahraga motor dan sekutunya, mengundurkan diri.
Namun, kepergian Newey diperkirakan akan membuat Verstappen mempertanyakan masa depannya di Red Bull. Newey memiliki pengaruh besar pada tim, seperti yang diakui Verstappen.
"Kehadiran Adrian di tim menjadi dorongan besar bagi semua orang," ujar Verstappen.
Mercedes, rival utama Red Bull, bertekad memanfaatkan situasi ini dengan berupaya menarik Verstappen. Toto Wolff, pimpinan tim Mercedes, menyatakan keinginan timnya untuk merekrut Verstappen sebagai pengganti Lewis Hamilton pada 2025.
Rumor juga beredar bahwa Red Bull tertinggal dalam proyek mesin untuk 2026. Verstappen tidak terlalu khawatir, tetapi kepergian Newey dapat merusak kepercayaan Verstappen pada timnya.
Masa depan Verstappen bersama Red Bull akan bergantung pada keberlangsungan Newey dan situasi tim secara keseluruhan. Kehilangan Newey akan menjadi ujian penting bagi iman Verstappen pada Red Bull dan dapat membuka pintu bagi masa depan yang berbeda di luar tim yang berkuasa saat ini.
