Jakarta – Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez, mengungkap alasannya memenangkan persaingan untuk kursi tim pabrikan Ducati musim depan dari pemimpin klasemen MotoGP, Jorge Martin.
Meski Martin berada di atas kertas sebagai pilihan utama setelah menjadi runner-up Francesco Bagnaia musim lalu dan saat ini unggul 18 poin dari kompatriot Italia itu, Marquez yakin kemajuan pesatnya dengan motor GP23 yang sudah berusia satu tahun menjadi faktor penentu.
"Kalian harus memainkan semua kartu kalian," kata Marquez tentang upayanya mengamankan kursi pabrikan yang didambakan. "Kartu yang paling berat adalah trek, dan para insinyur Ducati, seperti yang mereka katakan kepada saya, mengawasi kemajuan saya dengan motor tahun 2023. Itu yang paling banyak menjadi pertimbangan."
Marquez meyakini perbedaan performa antara GP24 dan GP23 mencapai sekitar "dua persepuluh detik per lap, yang berarti empat detik dalam satu balapan." Angka ini sangat signifikan karena dalam lima dari tujuh balapan yang diselesaikan Marquez musim ini tanpa terjatuh, margin kemenangannya kurang dari 4 detik di empat balapan.
Perbedaan spesifikasi motor dengan Martin juga menjadi alasan utama Marquez tidak merasa kursi Ducati pabrikan seharusnya diberikan begitu saja kepada pembalap yang finis lebih tinggi darinya di kejuaraan dunia tahun ini.
"Untuk melakukan itu, kalian harus memiliki senjata yang sama, dan sekarang saya tidak memilikinya," ujarnya. "Namun itu bukan alasan, dan saya menunjukkan bahwa saya bisa kompetitif."
