Pramac Racing, tim satelit Ducati, kini sedang menimbang untuk bertahan bersama pabrikan Italia itu atau menyeberang ke Yamaha. Keputusan mereka akan berdampak besar pada susunan pembalap dan persaingan MotoGP di masa mendatang.
Kontrak Pramac dengan Ducati akan berakhir tahun ini. Mereka memiliki opsi untuk memperpanjang kontrak hingga dua tahun ke depan, tetapi belum mengaktifkannya. Sementara itu, Yamaha menawarkan opsi menggiurkan bagi Pramac untuk bergabung tahun depan.
Jika Pramac hengkang dari Ducati, dua motor Ducati spek pabrikan akan kosong. Hal ini akan menjadi rebutan tim satelit Ducati lainnya, VR46 dan Gresini. Peluang terbesar mengarah ke VR46 milik Valentino Rossi, yang kemungkinan akan mewarisi motor-motor terkini Ducati.
Dominasi Ducati di MotoGP akhir-akhir ini tidak terlepas dari banyaknya motor mereka di trek. Dengan delapan motor, Ducati memiliki data dan informasi yang lebih banyak dibandingkan pabrikan lain. Namun, jika Pramac pindah ke Yamaha, Ducati akan kehilangan dua motor dan kelebihan data tersebut.
Keuntungan tersebut bisa dimanfaatkan Aprilia yang tengah naik daun. Dengan dua pembalap muda berbakat, Jorge Martin dan Marco Bezzecchi, Aprilia bisa menjadi pesaing yang lebih tangguh di barisan depan.
Bagi Yamaha, bergabungnya Pramac akan menjadi langkah besar dalam membangun kembali reputasi mereka. Dengan tambahan dua motor dan data, Yamaha bisa mempercepat pengembangan motor M1 mereka.
Namun, keputusan Pramac juga akan berdampak pada nasib pembalap mereka, Franco Morbidelli. Jika Pramac pindah ke Yamaha, Morbidelli berpotensi kehilangan tempatnya. Namun, ia bisa bergabung dengan VR46 yang mencari pengganti Marco Bezzecchi.
Selain itu, Ducati juga harus memikirkan nasib Fermin Aldeguer, pembalap muda yang direkrut untuk debut MotoGP 2025. Jika Pramac hengkang, Ducati harus mencarikan tempat lain bagi Aldeguer, baik di VR46 atau Gresini. Keputusan ini juga akan memengaruhi tipe motor yang akan dikendarai Aldeguer pada 2025 dan 2026.
