Carlos Sainz menghadapi tekanan untuk menunjukkan performa terbaiknya di sisa musim Formula 1 (F1), terutama menjelang masa depannya yang masih belum pasti. Dengan tiga opsi tersedia untuk musim 2025 di Alpine, Williams, atau Sauber, Sainz harus membuktikan dirinya sebagai pemain tim yang solid.
Pakar Sky Sports, Martin Brundle, menilai Sainz akan semakin fokus mengemudi untuk dirinya sendiri. Namun, Sainz juga menyadari bahwa penampilannya akan diamati oleh tim lain yang berpotensi merekrutnya.
"Anda harus menjadi pemain tim. Mereka tidak akan ingin merekrut seseorang yang tidak bisa mengikuti instruksi tim," kata Brundle.
Situasi di Ferrari saat ini cukup pelik, dengan hubungan antara Sainz dan Charles Leclerc yang masih tegang setelah insiden di Spanyol. Prinsipal tim, Fred Vasseur, berupaya meredam spekulasi mengenai hubungan kedua pembalap tersebut.
"Itu adalah bagian tersulit," kata Naomi Schiff. "Ferrari telah memberi tahu Carlos bahwa mereka tidak menginginkannya lagi. Jadi, apakah dia perlu membuktikan diri kepada Fred?"
"Mengatur hubungan ini adalah pekerjaan yang rumit. Anda harus membuat semua orang tetap terlibat, mengurangi gesekan, dan frustrasi," imbuhnya.
Dalam kondisi seperti ini, Sainz dituntut untuk menemukan keseimbangan antara tampil impresif untuk dirinya sendiri dan tetap menjadi rekan tim yang baik. Kesuksesan dalam mengelola situasi ini akan sangat menentukan masa depannya di F1.
