Marc Marquez mengundang kecurigaan setelah terlihat mengisyaratkan Fabio Di Giannantonio untuk menyalipnya di MotoGP Belanda. Pembalap Gresini itu diduga menyerahkan posisi pada Lap 8 di Assen saat mereka bersaing memperebutkan podium.
Marquez finis keempat, sementara Di Giannantonio dari VR46 di posisi kelima, dalam balapan yang dimenangkan oleh pembalap Ducati, Pecco Bagnaia. Namun, Marquez kemudian dijatuhi penalti waktu 16 detik karena melanggar tekanan ban. Ia pun turun dari posisi keempat ke posisi ke-10.
Pengamat MotoGP TNT Sports, Sylvain Guintoli, meyakini Marquez melambaikan tangan agar Di Giannantonio melewatinya sebagai upaya sia-sia untuk menghindari penalti tekanan ban.
"Sangat mungkin. Bagi saya, itulah yang terlihat," katanya.
Guintoli menjelaskan bahwa pembalap dan tim memiliki tekanan ban depan minimum yang harus dipatuhi. Mereka tidak boleh di bawah 1,8 bar selama 40% balapan. Pembalap juga akan menerima peringatan di dasbor jika belum menyelesaikan cukup putaran di atas ambang batas tersebut.
"Cara untuk meningkatkan tekanan ban depan adalah dengan mengikuti seseorang," jelas Guintoli.
"Karena pembalap di depan akan mengambil udara bersih, dan Anda akan mendapatkan udara panas dari motornya. Dengan demikian, suhu dan tekanan di dalam ban depan Anda akan naik.
"Kami melihat baik Di Giannantonio maupun Marquez jelas-jelas tidak mau memimpin. Ini menunjukkan bahwa itulah masalahnya…
"Jika mereka melakukan itu, itu berarti mereka benar-benar berada di batas."
Komentator MotoGP Michael Laverty berpendapat bahwa Marquez ingin tetap menempel pada Ducati GP24.
"Celah itu terbuka dan dia harus berkreasi agar bannya tetap dalam kisaran itu," kata Laverty.
Kekalahan ini membuat Marquez tertinggal 51 poin dari pemimpin klasemen Jorge Martin, yang finis kedua di belakang Bagnaia.
