Pembalap Francesco Bagnaia menunjukkan performa luar biasa di Assen, Belanda, dengan memenangi balapan sprint dan MotoGP Belanda. Kemenangan ini membuat Bagnaia semakin mendekati pemimpin klasemen Jorge Martin dengan selisih hanya 10 poin.
Lebih dari sekadar kemenangan, Bagnaia juga mencuri perhatian dengan presisi berkenderanya yang sangat mengesankan. Ia mengungkapkan bahwa ia sangat fokus pada "perasaan" yang ia dapatkan dari motornya.
"Saya banyak bekerja pada perasaan. Saya berupaya meningkatkan eksplosivitas saya saat memasuki trek dan menjadi kompetitif dengan cepat," kata Bagnaia.
"Namun, presisi muncul setelah menjadi kompetitif. Ketika semuanya terkendali, Anda bisa presisi. Mengontrol jalur, kecepatan, dan ban."
Ducati terus menunjukkan dominasinya di ajang MotoGP. Hal ini terlihat dari performa motor GP24 yang lebih unggul dari motor GP23. Bagnaia menyebut Ducati berhasil mengatasi masalah getaran yang sempat mengganggu di awal musim.
"Kami kesulitan di awal musim. Getaran di balapan sprint Qatar sangat hebat. Rasanya seperti akan membuat Anda jatuh," ujar Bagnaia.
"Tapi kami terus berbenah dan memahami masalahnya lebih cepat dari yang lain. Mungkin karena kami memiliki delapan motor serupa di lintasan. GP24 memang berbeda, tetapi tidak merevolusi GP23, jadi mudah untuk memahami dinamika dan cara meningkatkan perasaan berkendara."
Kemenangan Bagnaia di Assen semakin memperkuat posisinya sebagai penantang utama gelar MotoGP musim ini. Ducati juga membuktikan diri sebagai pabrikan yang tak terkalahkan, berkat dominasi motor GP24 dan GP23 mereka.
